KASUS ULAT BULU DI PULAU JAWA

Posted: Mei 12, 2011 in Biologi
Tag:, , ,

Jika dilihat dari kondisi si ulat sendiri, mereka juga rugi karena jumlah dari populasi ulat bulu itu tidak diimbangi dengan jumlah makanan yang tersedia sehingga terjadi persaingan dalam perebutan makanan. Akibatnya, ulat mengalami pertumbuhan yang tidak normal, yang seharusnya ulat dapat mencapai ukuran yang maksimal, tapi dalam hal ini tidak. Kepompong dan kupu-kupu atau ngengat, pertumbuhannya juga tidak normal dan terus menerus sehingga akhirnya mereka mati.

Dari segi biologi, tumbuhan dan ulat pun sebenarnya bersimbiosis mutualisme. Tumbuhan mendapatkan keuntungan dengan penyerbukan oleh kupu-kupu dan sebagai bayarannya, tumbuhan memberikan sebagian daunnya untuk dimakan ulat. Namun yang terjadi pada saat itu adalah jumlah ulat bulu yang terlalu banyak sehingga merusak tanaman itu sendiri. Yang seharusnya daun dari tanaman tersebut dimakan tidak sampai 10 persen, tapi saat itu malah seluruh daunnya habis dan tumbuhan itu menjadi mati.

Pertumbuhan ulat bulu yang meningkat drastis tersebut dikarenakan jumlah predator alam yang semakin berkurang. Salah satu contohnya, yaitu banyak orang yang mengambil telur semut untuk diperjualbelikan dengan harga yang tidak seberapa. Padahal telur-telur itu merupakan cikal bakal yang akan menggantikan semut lama.

Pada saat seharusnya semut-semut itu bertugas mengambil telur kupu-kupu, semut-semut itu tidak dapat bekerja maksimal sehingga banyak telur kupu-kupu yang lolos dan menetas pada saat bersamaan. Begitu pula dengan burung pemakan ulat, keberadaannya kini tidak lagi memungkinkan sebagai predator karena sudah banyak diburu dan diperjualbelikan di pasar burung.

Selain itu, iklim dan suhu juga merupakan faktor pendorong ledakan populasi ulat bulu. Saat itu, hujan selalu turun, maka jumlah populasi ulat bulu menjadi tak terkendali. Hal ini juga didorong dengan siklus hidup predator yang tidak bisa mengikuti siklus hidup ulat bulu, dimana saat musim penghujan predator cenderung sedikit produksinya. Selain iklim, suhu juga ikut berperan dalam mendorong ledakan populasi ulat bulu ini. Suhu diyakini dapat mempengaruhi dan merubah beberapa gen untuk memunculkan berbagai karakter baru pada tubuh ulat bulu sehingga tubuhnya cenderung bersifat kebal terhadap zat-zat kimia tertentu, seperti pestisida.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s